Sekarang ini banyak asumsi rakyat bahwaa alien tidak pernah ada atau hanya ada karena ulah imajinasi hanya pemikiran luas manusia,dan diartikel ini saya MEMBANTAH asumsi tersebut. Kita sudah mengetahui bahwa di galaksi bimasakti tempat kita bernaung ini ada miliaran bintang jadi kita tidak mungkin bisa pastikan berapa miliar planet terbentuk karena itu,jadi kita TIDAK AKAN pernah bisa meneliti planet itu satu persatu untuk sekedar mengecek keberadaan makhluk hidup diplanet itu.
Di project besar pertama milik saya ini saya akan membahas tentang cara makhluk asing mengunjungi bumi,saya disini kembali mengungkit teori Kakek Enstein tentang Pembelokan ruang dan waktu.
Fisika klasik menyatakan bahwa ruang berdimensi tiga, yaitu panjang, lebar dan tinggi (x,y,z = koordinat Cartesius), volumenya tak berhingga. Waktu absolut sama bagi semua pengamat. Dengan teori relativitasnya, Einstein menyatakan bahwa fisika klasik tidak bisa mengungkapkan alam secara tepat. Gambaran fisika klasik itu hanya berlaku untuk sistem yang relatif kecil dan kecepatan benda yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Teori relativitas menyertakan dimensi waktu sebagai "pembentuk" dunia. Hal itu yang membuat kita hari ini mendefinisikan dunia bukan lagi sebagai tiga dimensi, melainkan empat dimensi. Yaitu dimensi ruang (terdiri dari tiga bilangan koordinat Cartesius x, y dan z) ditambah dimensi waktu.
Untuk alam semesta dengan galaksi-galaksi yang sangat jauh yang kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, gambaran fisika klasik tidak memadai. Teori Relativitas Einstein menyatakan ruang-waktu tidak bisa dipisahkan, dan membentuk ruang berdimensi empat yang lengkung (nonEuclidian geometry), ruang ini bervolume berhingga dan dalam keadaan mengembang, dan tidak punya batas (contoh ruang 2 dimensi ialah permukaan bola yang tidak berbatas tetapi luasnya terbatas), dan waktu adalah relatif, waktu pada galaksi yang sangat jauh dengan kecepatan mendekati cahaya akan sangat lambat relatif terhadap waktu dalam sistem galaksi Bima Sakti.
Teori relativitas umum merupakan teori gravitasi yang melihat secara geometri. Dalam teori ini, jika ada sebuah benda yang massive maka geometri ruang waktu disekitar benda massive tadi itu akan melengkung. Dapat kita umpamakan sebuah kain panjang yang membantang lalu jika kita meletakkan sebuah benda bermasa pada kain tersebut Maka kain tadi sudah tidak akan lurus lagi, melainkan melengkung disekitar benda tadi. Dan ketika terdapat benda yang berada disekitar benda massive tersebut maka benda itu akan tertarik oleh benda massive tersebut. Begitu juga halnya dengan cahaya, Ketika cahaya tersebut mendekati suatu benda massive maka cahaya tersebut mendekat ke benda massive tersebut sehingga cahaya tersebut dibelokkan. Pada saat kita melihat sebuah bintang dimalam hari, apa yang terjadi saat itu?, yang terjadi saat itu adalah sel-sel syaraf mata kita dihubungkan oleh rantai yang terdiri Atas foton-foton atau partikel cahaya dengan bintang tersebut. Dan karena pengaruh gravitasi bintang-bintang lain, maka "rantai foton yang menghubungkan mata kita dengan bintang" tidaklah berbentuk garis lurus, melainkan melengkang-lengkung.


Misalnya ada lubang cacing (wormhole) yang pintu masuknya tidak jauh dari atmosfer Bumi, tetapi pintu keluarnya berada di dekat bintang yang dipenuhi partikel netron (neutron star) yang memiliki gravitasi sangat tinggi dan massanya mencapai 1,35 sampai 2,1 kali masssa Matahari. Kita tahu bahwa pada ketinggian di atas atmosfer bumi, gaya gravitasi bumi semakin kecil karena menjauhi pusat bumi. Ini berarti di pintu masuk lubang cacing (wormhole) waktu berjalan cepat, tetapi di pintu keluarnya waktu berjalan sangat lambat (karena adanya gravitasi bintang). Dengan demikian, jika kita memasuki lubang cacing (wormhole) tersebut kita bisa melakukan perjalanan dalam lorong waktu menuju masa lalu maupun masa depan. Namun pembuatan wormhole memang tidak mudah, tetapi menurut Fisika hal ini tidak mustahil.
Dan menurut beberapa Ahli dari SETI menganggap lubang hasil pembelokan ruang dan waktu tersebut yang dipakai makhluk asing untuk mengunjungi bumi.Sebenarnya cara ini bisa dipakai manusia untuk menjelajah lebih jau ke angkasa luar tetapi untuk saat ini "TIDAK ADA" teknologi manusia yang bisa mendeteksi kemana "ujung" atau tempat mereka keluar setelah masuk lubang cacing tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar